Kamis, 09 Juni 2016

Pengalaman Pertama Jadi Asdos

Malam ini tepatnya malam ke-3 Ramadhan, semoga puasa kita semua lancar dan diterima Allah SWT. Amin.
Ok, aku pengen sharing pengalaman aku jadi asdos, hehe.
Aku mulai jadi asdos sekitar bulan Maret 2016 lalu, jadi mau jalan 3 bulan. Aku jadi asdos untuk jurusan HI dengan mata kuliah Sejarah Politik Asia Tenggara dan Politik Amerika Serikat di Universitas Islam Indonesia.
Nama dosen tetap yang ngerekruit aku jadi asdosnya ialah Mbak Karin, orangnya cantik, baik, dan yang jelas pinter.Waktu pertama, aku di interview  ttg riwayat pendidikan, pengalaman aku sampe nilai IPK. wkwkkw. Ya Alhamdulillah keterima.
Adapun perasaan yang aku rasakan saat itu seneng banget. Karena emang aku berniat pengen jadi asdos sembari jalanin studi masterku, eh kesampean ^ ^. Singkat cerita, aku pengen list pengalaman aku jadi asdos kurang lebih 3 bulan ini, sebagai berikut:

1. Aku dihadapkan dengan tiap malam baca sekian artikel/jurnal berbahasa inggris sebelum besoknya ngajar. Hal ini sungguh banget banget nambah informasi baru, ilmu baru buat aku. Walaupun memang agak kesulitan yaa, kadang mesti translate dulu. Hehe.

2. Eh mungkin ini gak penting yaa, tapi hal ini terjadi kepada aku, tentang penampilan. Huhu. Untuk soal ini aku biasanya minta pendapat dengan pacarku yang mana sangat membantu pemilihan busana hingga warna. Wkwkwk (lebay). Tapi tidak serta merta mengubah gaya penampilanku. Supaya dapet gitu pas lagi ngajar kan nambah percaya diri.

3. Nerveous. Ini terjadi waktu hari pertama dan kedua setelah itu, PEDE abis daaah. Haha.

4. Menilai tugas mahasiswa juga tak luput membuat aku pusing memutuskan nilai mereka. Masih kecampur rasa kasihan, tapi mbak Karin bilang harus jujur dengan nilai, kalau memang rendah ya dikasih rendah, begitupun sebaliknya. Namun, sampai sekarang aku masih merasakan perasaan kasihan ketika harus ngasih mereka nilai rendah, tapi gak separah awal-awal. Hiks hiks:(

5. Capeek, eh tapi aku enjoy kok. Ya ini emang gak aku pungkiri, secara aku kan juga masih jalanin studi masterku, sehingga harus pinter2 bagi waktu. Yaa begitulah. Sebagai tambahan, jarak kosku ke UII sekitar 13kilo, hmmm ya lumayaan jauh.

6. Ngadepin mahasiswa yang ngeyel adalah hal yang teramat membuat diriku shock, rada emosi juga. Bayangkan kita harus jelaskan berulang-ulang, dan masih juga dibantah. Kagak enak rasanya. Namun, sungguh ini menjadi pengalaman berharga, istilahnya pemanasan dulu sebelum jadi dosen beneran, aminnnn. Yang aku dapet bahwa karakter mahasiswa itu tidaklah sama, dan kita dituntut memahami psikologi mereka juga.

7. "Memaksa" aku dalam memahami banyak kasus untuk dianalisa, dan hal ini membuatku lebih rajin lagi baca buku.

8. Mendapat panggilan yang beragam dari mahasiswa-ku, ada yang panggil kak, ibu, mbak, miss.

9. Mengasah jiwa kepemimpinan dan kebijaksanaan aku, ini emang aku rasain, jadi aku pengen mereka tidak merasa sungkan untuk bertanya, berdiskusi, namun juga tidak menjadi kurang ajar. Wah itu sulit sekali dilakukan.

10. Hmmmm apalagi yaa? Oh ya, aku jadi lebih bisa berkaca pada diriku sendiri ketika aku memposisikan diri sebagai mahasiswa, khususnya mengingat waktu studi S1 ku dulu.

Mungkin hal-hal diatas yang kiranya sedikit banyaknya yang aku alami dan rasakan selama kurang lebih 3 bulan ini. Semoga pengalaman yang aku sharing ini bisa menginspirasi kalian yang mungkin ada niat mau jadi asdos sebelum jadi dosen nantinya. Good Luck ^ ^