Ngubek-ngubek bahan bacaan, sampailah aku pada sebuah buku
yang menuliskan tentang gimana sih Islam memandang seni.
Buku yang ditulis oleh Moeflich Hasbullah “Islam dan
Transformasi Masyarakat Nusantara” ini dengan lugas menjelaskan topik tersebut. Berikut
ringkasan dr p. 144-149:
Seni adalah manifestasi estetik manusia yang menyangkut
perasaan halus dan keindahan sebagai anugerah Tuhan. Islam adalah seperangkat
ajaran Ilahiyah yang diturunkan untuk menuntun segala tindakan manusia dalam
kehidupan termasuk mengekspresikan, mengelola, dan mengembangkan potensi rasa
dan keindahannya. Seni Islam adalah ekspresi dan wujud rasa keindahan manusia
yang berada dalam tuntunan atau memenuhi standar norma Islam. Dalam Islam,
Tuhan bukan hanya Maha Indah, tapi juga sumber keindahan. Al-Qur’an menyatakan
manusia diciptakan dengan keindahan:
"Shawwarakum fa ahsana shuwarakum" (Dialah yang membentukmu kemudian mengindahkan rupamu) dalam QS al-Mu’min, 40:64.
"Shawwarakum fa ahsana shuwarakum" (Dialah yang membentukmu kemudian mengindahkan rupamu) dalam QS al-Mu’min, 40:64.
Penulis buku ini mengutip tulisan dari seorang profesor AS yang bergelut di bidang etno-musikologi bernama Harnish “Di Indonesia, di tengah-tengah
arus deras musik-musik populer dan musik rakyat, musik Barat, gamelan
tradisional, seni bacaan Al-Qur’an terserap ke dalam kehidupan masyarakat
sehari-hari sebagai sumber autentisitas Muslim. Terpisahkan oleh jarak ribuan
mil dan ratusan tahun dari pusat Islam (Arab), Muslim Indonesia menyuguhkan dan
mengamalkan Al-Qur’an persis sama dengan orang-orang Islam pada zaman Nabi
Muhammad”.
Dua mata air seni yang tak pernah kering dalam Islam: seni
baca Al-Qu’ran (qira’ah) dan shalawatan pada Nabi. Kedua seni ini adalah sebuah
divine inspiration, seni yang berasal dari inspirasi ketuhanan, keindahan seni bacaan dari melagukan ayat-ayat suci-Nya dan kecintaan pada Nabi Muhammad SAW.
Dalam sejarah Islam, musik dikenal dalam tiga unsur:
1.
Handasah al-sawt (seni suara dan nyayian)
2.
Al-musiqa (jenis-jenis musik)
3.
Ghina (lagu-lagu)
Seni musik Islam mulai berkembang seiring wilayah kekuasaan
Islam yang meluas keluar, jazirah Arab. Pada masa kekhalifahan Abbasiyah, musik
Islam terus berkembang. Salah satu pemusik terkenal Islam adalah Khalil bin
Ahmad dan Ishak bin Ibrahim Al-Mausully yang menulis buku musiknya dalam Kitab
AL-Alhan Wal-Anham. Hingga kekhalifahan Turki Ustmani musik terus berlanjut
dengan melahirkan tokoh pemusik Islam yang terkenal seperti al-Farabi dan Ibnu
Sina. Di tengah polemik fikih soal halal-haramnya, musik terus berkembang di
dunia Islam termasuk di Asia Tenggara yang dibawa oleh para wali di abad ke-15.
Jadi untuk menjawab apakah musik itu haram? Tentu banyak
perdebatan.
Setelah membaca buku ini, paling tidak saya jadi paham,
bahwa musik itu seni, dan dalam Islam seni itu nyatanya ada, bahkan Allah
adalah sumber keindahan. Musik sebagai seni yang dimaksud adalah yang ditujukan pada sumber
ketuhanan, dan kecintaan pada Nabi Muhammad. Artinya, saya harus sadar bahwa
musik K-Pop yang saya sukai, especially BigBang adalah seni musik yang tidak
ada dalam norma Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar