Tesis adalah karya ilmiah yang dibuat oleh mereka para
mahasiswa jenjang S2, sebagai salah satu syarat bisa wisuda, bisa lulus.
Tesis biasanya hanya diminta maksimal 21.000 kata atau
sekitar 80-85 halaman.
Yang mana terdiri dari Bab Pendahuluan yang berisi latar
belakang, rumusan masalah, kerangka teori, Bab 2-3 adalah Pembahasan, Bab 4
analisa, lalu Bab 5 kesimpulan.
Untuk tesis jurusan Hubungan Internasional, biasanya ada
juga yang hanya terdiri 4 bab saja.
Khususnya dalam pembuatan tesis, mahasiswa biasanya memilih
untuk membuat tesis cukup dengan studi literatur atau kepustakaan. Namun ada
juga yang memilih untuk studi lapangan, mengambil data-data dengan wawancara
langsung ke lokasi penelitian.
Bisa dengan wawancara secara interview-depth, melalui pertanyaan-pertanyaan yang sudah disusun
penulis sebelumnya, atau melalui kuisioner dan survei.
Kadang-kadang mahasiswa HI agak enggan menggunakan
penelitian lapangan karena alasan waktu penelitian akan lama, menyoal birokrasi
yang njelimet, lokasi yang jauh dan butuh biaya lagi, kesulitan mendapatkan
data karena tidak tersedia di instansi yang dituju dan seterusnya. Alasan-alasan
tersebut juga saya rasakan sebelum akhirnya memutuskan menulis tesis dengan
penelitian lapangan.
Takutnya lama, susah dan banyak drama. Hal tersebut wajar
dialami oleh mereka yang pengen tesisnya gak cuma studi kepustakaan. Kalau bagi
saya pribadi, alasan terkuat saya kenapa memilih terjun mengambil data ke
lapangan karena pengen ngerasain wawancara itu gimana, pengen ngerasain
langsung menemui narasumber, pengen ngerasain ketemu warga, yang mana hal
tersebut gak bisa kita dapatkan jika lewat studi kepustakaan.
Tesis saya mengangkat tema tentang gerakan masyarakat adat
dan hak-hak masyarakat adat Suku Anak Dalam Bathin Sembilan di Jambi.
Artinya saya harus pulang kampung. Lokasi penelitian saya
ada di Kabupaten Batanghari, yang memakan waktu 4 jam perjalanan darat dari
tempat tinggal saya.
Nah ada hal-hal yang perlu kalian perhatikan sebelum
memutuskan menggunakan penelitian lapangan buat tesis:
1.
Pastikan tema tesis kalian dan narasumber yang
akan di wawancara available atau bisa dijangkau, baik secara jarak maupun
biaya.
2.
Diskusikan dengan dosen pembimbing terkait
rumusan masalah yang kemudian dijadikan pertanyaan-pertanyaan wawancara
nantinya.
3.
Berdasarkan pengalaman saya, sangat penting
melakukan pra-penelitian. Misalnya kalian bisa menelepon dahulu, atau
tanya-tanya via sms/whatshapp dan email. Jika dimungkinkan meminta bantuan saudara
atau teman di lokasi penelitian tersebut.
4.
Jika semua sudah beres, perhatikan surat
menyurat yang harus dibawa pas kita mau penelitian. Surat permohonan dari
kampus yang tertera instansi yang dituju, proposal tesis kita, dan ada baiknya
kalian menyimpan soft file surat-menyuratnya. Sehingga jika mendadak perlu
surat tambahan kalian bisa print sendiri. Pengalaman saya dulu, saya sengaja
meminta soft file suratnya kepada sekretaris prodi, mempertimbangkan lokasi
penelitian saya di Jambi, gak mungkin bolak balik jogja-jambi hanya karena
ngurus surat.
5.
Tips lainnya adalah ketika kita studi lapangan
dan meminta data-data, maka pastikan data tersebut tersedia ke pihak instansi.
Tidak menjadi soal ketika kalian meminta data-data yang kemungkinan tidak
bersinggungan dengan tesis kita. Kumpulkan data selengkap mungkin.
6.
Mempersiapkan hal-hal teknis, seperti recorder,
kalau saya dulu cukup pake hp aja. Sediakan buku untuk corat-coret.
Hal yang sangat perlu dipersiapkan dengan matang adalah
berapa hari kalian akan melakukan studi lapangan. Saya mengalokasikan waktu sekitar
seminggu. Pra penelitian sudah saya lakukan sejak awal Mei 2016 hingga terjun
ke lapangan di bulan Juli 2016. Tesis dikerjakan dalam waktu 3 bulan dengan
data-data primer dan studi kepustakaan yang sudah di peroleh. November
pengajuan sidang tesis, Desember sidang tesis, Januari 2017 wisuda. Saya hanya
bimbingan sebanyak 7 kali, dan yang paling lama di Bab 1, karena saya harus
mengganti kerangka teori. Dosen pembimbing saya Prof. Mochtar Masoed. Beliau
dosen pembimbing yang sangat humble,
humoris, dan tegas, satu lagi sangat disiplin waktu.
Tesis dengan data primer dari wawancara memang perlu saya
sampaikan rada capek.
Karena kita akan merekam proses wawancara, lalu kita akan
mengulang kembali untuk diketik. Ini dimaksudkan agar kita bisa mengolah data
hasil wawancara tadi dari yang umum, kita pilih menjadi data-data yang hanya
kita perlukan. Apalagi saya yang mewawancarai sekitar 7 orang. Jadi agak memakan
waktu.
Berdasarkan pengalaman saya, kita tidak pernah tahu apa yang
terjadi di lapangan ketika kita penelitian sehingga sangat penting kita
ditemani saudara atau teman kita, jangan seorang diri. Apalagi kalau perempuan.
Untuk masalah perijinan, alhamdulillah selama penelitian
lancar dan tidak ada kendali berarti. Paling kendalanya hanya kita diribetkan
dengan fotokopi sana sini, dan menunggu narasumbernya datang.
Semoga pengalaman yang saya share bisa bermanfaat.
Semoga tesis kalian cepet kelar.
Tesis yang baik adalah tesis yang selesai itu kata Dosenku
Pak Rizal Panggabean.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar