Sabtu, 13 Mei 2017

Serba-serbi Operasi Gigi Geraham Bungsu Menggunakan Jasa BPJS

Hampir berminggu-minggu sakit nyu-nyutan di gigi bungsuku tak kunjung hilang. Gigi bungsuku tumbuh miring (bahasa kedokterannya: Impacted Teeth). Minum obat tapi sakit kambuh kembali. Lalu aku periksakan ke dokter gigi di rumah sakit Sardjito Yogyakarta tanpa BPJS jadi jalur umum. Dokter bilang harus segera di operasi. Namun karena masih sakit dan radang jadi dengan dokternya dikasih penghilang rasa sakit untuk saraf giginya, kalau gak salah di tambal ARSEN begitu, sementara saja. Sakitnya pun mulai berkurang.

Minggu depannya diharuskan kembali lagi, tapi karena satu dan lain hal, 2 minggu kemudian aku baru kembali dalam keadaan gigi yang sakit lagi. Dokter pun gagal untuk operasi lagi.
Tapi kunjungan kedua ini pun tanpa BPJS, Dokter menyarankanku untuk mengurus BPJS saja karena biaya yang cukup mahal.

Singkat cerita, setelah aku mendaftarkan diri sebagai peserta BPJS dengan mengambil Kelas 2 dan dikenakan biaya perbulan sebesar Rp. 51.000 lalu aku mulai mengurus surat rujukan di Puskesmas Gondokusuman. Prosedur di puskesmas tidaklah ribet asalkan kita sabar untuk menunggu sampai nomor antrian dipanggil. Surat rujukan berlaku 1 bulan. Dari puskesmas, aku dirujuk ke Rumah Sakit Panti Rapih, tidak bisa ke Sardjito karena alasannya rujukan haruslah berjenjang, Sardjito adalah RS tipe A, dan Panti Rapih termasuk tipe B. Sehingga aku dirujuk dulu ke RS yang bertipe B, jika di Panti Rapih tidak sanggup menangani barulah di rujuk ke tipe A yakni Sardjito. Begitulah kira-kira alurnya.

Surat rujukan yang aku dapatkan tadi langsung aku teruskan ke RS Panti Rapih. Jadwal ketemu dokter sudah aku dapatkan, namun karena saat itu aku sedang sibuk-sibuknya mengikuti seleksi penerimaan dosen, alhasil tertunda lagi. Kondisi gigi bungsuku saat itu tidak begitu sakit walaupun berlubang besar.

Namun, karena kubiarkan saja ternyata sakit yang luar biasa kualami kembali. Berkumur air garam, air hangat, dikompres, sama sekali tidak membantu. Diwaktu-waktu ini memang sangat menderita, tidur terganggu, makan tidak enak, dan gampang marah jadinya. Efek sakit gigi memang luar biasa!

Singkat cerita, aku urus lagi surat rujukan ke puskesmas karena yang kemarin sudah hangus, dan sampai tiba di jadwal ketemu dokter, saat itu mulutku tidak bisa dibuka, hanya bisa masuk 1 jari saja, sakitnya luar biasa. Di Panti Rapih, aku sengaja datang lebih pagi untuk ngantri di loket BPJS, lalu selesai urusan di BPJS, aku segera ke klinik gigi bedah mulut dengan Drg. Agus Sri. Dokter pun tidak bisa mengoperasi gigi bungsuku karena radang dan aku harus minum antibiotik dahulu selama 1 minggu. Setelah minum obat 3 hari saja, mulutku sudah mulai bisa terbuka.

Minggu depannya aku kembali, dan sangat berharap gigi ini bisa segera dieksekusi. Karena aku menggunakan BPJS, maka aku harus antri lagi di loket BPJS sebelum ke ruang dokter. Memang alurnya seperti itu, tapi bagiku itu tidak masalah, karena aku hanya harus menunggu antrian saja sedangkan benefit yang aku rasakan jauh lebih besar.

Syukur Alhamdulillah dokter bilang gigiku bisa dioperasi. Namun, ada kejadian yang agak lucu, sebelum di operasi, perawat mengecek tensi dan denyut nadiku. Ternyata denyut nadiku saat itu sangat tinggi di angka 125. Sedangkan untuk menjalani operasi dokter bilang nadinya setidaknya dibawah 100, jika bisa 70. Mungkin karena faktor nerveous, deg-degan. Sehingga aku diminta keluar dulu selama 30 menitan untuk menurunkan denyut nadiku tadi. Saranku bawalah keluarga, teman dekat untuk menemani karena itu sangat membantu kita.

Setelah 30 menitan, nadiku di cek kembali dan syukurlah turun menjadi 80. Operasi pun segera dilaksanakan. Dokter menyuntikkan obat bius, sama sekali tidak sakit, dan beberapa menit kemudian setengah dari gigi, lidah, dan bibir kita kebal akibat obat bius tadi.
Drg. Agus Sri termasuk dokter yang dikenal sangat bagus, aku dapatkan informasi itu dari beberapa pasien lain yang kutemui disana. Hal tersebut terbukti karena selama operasi aku sama sekali tidak merasa sakit yang berlebihan, hanya sakit sedikit saja dan operasi itu hanya berlangsung kira kira 20 menitan saja.

Selesai operasi, dokter menjelaskan apa-apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Kita diharuskan menggigit kapas selama 2 jam, dan tidak boleh minum dan makan yang panas, malah dokternya nyaranin kita untuk makan es krim. Pipi juga sebaiknya dikompres air es untuk mengurangi bengkak. Tapi untuk hari kedua dikompres dengan air hangat untuk memperlancar peredaran darah. Ada 3 obat yang harus diminum dan harus kontrol kembali 1 minggu kemudian. Oh ya, karena menggunakan jasa BPJS maka tidak dikenakan biaya sepeserpun walaupun Panti Rapih termasuk RS swasta namun sudah di-cover oleh BPJS. Thank you Mr. President Jokowi untuk program-nya.

Drg. Agus Sri termasuk dokter yang punya pasien banyak, sehingga saat itu juga aku langsung mendaftarkan diri supaya bisa dapat jadwal kunjungan minggu depan. Alhamdulillah, disaat aku menulis blog ini, gigiku tidak sakit lagi, walaupun pasca operasi aku sudah bisa makan apapun, tapi memang dihari pertama dan kedua pasca operasi, mau tidak mau harus makan bubur dulu, dan tidak boleh sikat gigi, berkumur, atau mengutak-atik jahitan dengan lidah. Karena jika itu dilakukan, penyembuhan bisa jauh lebih lama. Intinya perintah dokter sebisa mungkin kita turutin demi recovery yang cepat.

Begitulah serba-serbi pengalamanku hingga akhirnya gigi geraham nomor 38 bisa out dan mengakhiri sakit gigiku.
Namun, tetap harus disyukuri walaupun sakit gigi melanda ketika aku harus melalui tahapan-tahapan tes penerimaan dosen, namun tidak ada kerja keras yang sia-sia, sakit gigi hilang, dan berita baik datang dengan lolosnya aku sebagai dosen tetap di salah satu universitas di Yogyakarta. Alhamdulillah.

Tips bagi teman-teman yang punya masalah gigi bungsu tumbuhnya tidak normal, segera konsultasikan ke dokter gigi, apakah diperlukan tindakan operasi atau tidak.
Jangan sampai seperti aku yang sudah pernah diperingatkan dokter dari setahun lalu kalau lagi bersihin karang gigi "Segera operasi gigi bungsunya ya Mbak" tapi aku abaikan karena belum terasa sakit. Alhasil aku harus merasakan sakit yang teramat.

Jagalah kesehatan gigi kita! ;)

11 komentar:

  1. Salam kenal mba.
    Mau tanya, setelah operasi kan dianjurkan sesegera mgkn minum obat pereda nyeri. Saat minum obat, apa kasa di lepas dl atau gmn? Krn kasa harus di gigit lama.
    Terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mohon maaf baru membalas. Waktu itu saya lepas kapasnya dulu mbak, lalu minum obat, baru di gigit lagi kapasnya. :)

      Hapus
  2. Mbak aku mau nanya dong, gigi aku yg plg belakang (molar 3) itu kan juga miring dan lubang gede. Nah kalo aku mau periksa dulu pake bpjs itu ribet gk? Tp aku blm punya bpjs dan aku bkn aski jogja, gmn ya mbak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Buat dulu bpjs nya. Kl udah bikin bisa lgsg kok di gunakan. Nah kl KTP nya bukan jogja, biasanya faskes 1 di daerah kamu, minta rujukan dulu. Itu setauku Dian.
      Semoga lekas sehat yaa.

      Hapus
  3. Klo nambal gigi kira2 brp ya? Klo g bpjs?

    BalasHapus
  4. Per gigi pengalamannya saya 180 ribu. Tapi tergantung gede kecilnya yang ditambal, bisa sampe 200-an juga.

    BalasHapus
  5. Mba mau tanya, aku kan dirujuk ke RSUP Dr. Sardjito dari daerahku, nah kalau aku ke sana aku bisa langsung oprasi atau harus menunggu dulu jadwal oprasi karena katanya kalau pake bpjs tidak bisa langsung dioprasi dan harus menunggu dulu jadwal kosong yg diberikan dokter

    BalasHapus
  6. Kak saya bs minta no hp nya..saya boleh tanya2 ttg operasi gigi bungsungya kak..suwun

    BalasHapus
  7. Hai maaf baru membalas. Kalau saya dulu memang melihat jadwal kosong dokternya, dan langsung dijadwalkan.

    BalasHapus
  8. Kak klo ga pake BPJS kira2 biayanya brp?

    BalasHapus