Sabtu, 13 Mei 2017

Tes Apa Saja Untuk Melamar Menjadi Seorang Dosen?

Bagi kalian yang sudah kelar studi masternya, tentu tidak sedikit yang ingin berkarir di bidang akademis, dan salah satunya menjadi seorang dosen. Termasuk saya, saya memilih untuk mengabdikan diri di dunia akademis dengan mencoba peruntungan melamar pekerjaan sebagai dosen.
Mungkin kalian yang memang sudah berniat menjadi dosen, ada baiknya mencoba dulu sebagai asisten dosen. Hal ini berguna juga sebagai pendukung CV kita sebagai bagian syarat administrasi.

Lalu apa saja tes atau tahapan menjadi seorang dosen?
Pada dasarnya tes yang diselenggarakan tentunya bergantung pada kampus sebagai pelaksana. Tapi berdasarkan pengalaman saya, ada 4 tahapan tes yang dilalui, yaitu:

a. Seleksi Administrasi
Pada tahap ini berkas-berkas yang dipersyaratkan biasanya fotokopi ijazah yang telah dilegalisir dan transkrip nilai S1 dan S2, KTP, CV, foto berwarna 3x4, dan sertifikat pendukung. Namun, pengalaman saya memang tidak ada kewajiban melengkapi syarat seperti surat keterangan bebas narkoba, keterangan sehat jasmani dan rohani, SKCK. Namun tetap saya lengkapi, selangkap-lengkapnya. Jika ada sertifikat toefl juga bisa dilampirkan. Rekomendasi dosen pembimbing juga diminta, namun unutk syarat yang ini memang pihak kampus yang mensyaratkan, setidaknya 3 rekomendasi. Setelah semua syarat dirasa sudah lengkap biasanya pihak kampus memberikan pilihan mengirimkan berkas langsung (hardcopy) via pos atau bisa diantar langsung atau melalui e-mail. Jika melalui e-mail, pastikan untuk mengkonfirmasi ke pihak kampus bahwa berkas kita sudah masuk, ini mengantisipasi email tidak masuk ke spam atau malah tidak terkirim. Setelah tahap ini dinyatakan lolos, maka akan berlanjut ke tahap berikutnya. Kalau pengalaman saya kemarin sekitar 1 bulan menunggu lolos administrasi. Memang cukup lama. Biasanya pengumumannya langsung dikirim ke e-mail kita dan dimuat di web kampus tersebut.

b. Seleksi Psikotes
Tes yang satu ini tidak memerlukan persyaratan berkas apapun, yang penting adalah latihan dan kita harus sarapan dulu. Karena tes psikotes sendiri terdiri dari banyak tes, yang menguras tenaga pikiran dan sangat melelahkan. Berdasarkan pengalaman saya, tes ini ada yang diminta menjawab sekitar 250  pertanyaan, kemudian ada tes pauli, tes menggambar orang dan pohon, kemudian tes wartegg. Jadi teman-teman harus sering-sering berlatih. Untuk tes psikotes ini, jangan lupa bawa perlengkapan pensil dan penghapus ya. Tentunya berdoa sebelum melakukan apapun. Agar lancar ketika menjalani tes.

c. Tes Microteaching
Pengalaman saya kemarin, hasil lolos atau tidaknya tes psikotes memakan waktu hampir 1 bulan lebih. Cukup lama memang karena mengingat tes yang dijalani juga banyak, mungkin ngoreksinya jadi makan waktu juga. Setelah dinyatakan lolos, maka berlanjut lagi ke tahapan tes ketiga yakni microteaching. Microteaching sendiri adalah tes mengajar materi sesuai ilmu kita dengan waktu yang relatif singkat sekitar 15 menitan dan hanya ada 3 dosen penguji yang akan berpura-pura sebagai mahasiswa.
Berdasarkan pengalaman saya, tidak ada tema khusus yang ditentukan dari pihak kampus untuk materi microteaching. Sehingga dibebaskan tema apa saja namun tetap sesuai prodi tujuan.
Saran saya sangat terbantu sekali ketika kita juga menggunakan PPT pada saat microteaching.
Pemilihan materi yang akan disampaikan juga harus padat dan jelas, mengingat hanya ada waktu sekitar 15 menitan. Persiapkan semaksimal mungkin materi yang akan disampaikan.
Pada akhir microteaching, dosen tersebut akan mengajukan pertanyaan, namun bukan mengenai materi kita, melainkan strategi kita dalam mengajar, background pendidikan kita, dan fokus kajian kita.

d. Tes wawancara
Pengumuman dari tes microeaching tidak begitu alam lebih kurang 2 minggu. Setelah dinyatakan lolos, maka tahap terakhir adalah tes wawancara dengan rektor. Tapi pengalaman saya kemarin, wakil rektor yang mengetes. Pada tahap akhir ini, persiapan saya begitu matang dengan mengira-ngira apa yang mungkin ditanyakan. Namun pada saat hari pelaksanaan tes, yang ditanyakan lebih kepada background oendidikan kita, linear atau tidak, identitas kita, tema tesis kita. Bukan pertanyaan berat seperti: Mengapa memilih menjadi dosen atau apa kelebihan Anda. Walaupun mungkin teman-teman harus tetap mengantisipasi jawabannya. Namun ketika kemairn tes wawancara, saya ditanyakan tentang gaji dosen yang kecil. Saya sudah jauh-jauh hari menyiapkan jawabannya sehingga dengan tenang saya lancar menjawabnya.
Di tahap ini saya diwawancarai sekitar 10 menitan. Pengumumannya cepat, tidak seperti tahapan-tahapan yang sebelumnya, sekitar seminggu hasilnya keluar. Alhamdulillah saya lolos diterima menjadi dosen tetap di universitas di Yogyakarta.

Bagi teman-teman yang lagi mempersiapkan tes dosen, semoga lancar dan selalu berdoa yaa.
Sering bertanya kepada orang yang sudah pernah tes dosen, kalau saya kemarin sering bertanya pada dosen yang saya asdosin. Saya juga baca-baca blog orang yang nge-share pengalamannya jalanin tes dosen. Sehingga kita juga ada gambaran untuk tes yang kita jalanin.

Good Luck ^^

8 komentar:

  1. Mbaknya test dosen tahun berapa?

    BalasHapus
  2. Klu di tnya ttg gaji bagusnya kita jawab gmna y mbak?
    Mbaknya kmarin klu boleh tau jawabnya apa y mbak? Terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Yakita. Saya dulu juga ditanya gaji. Saya tidak menyebutkan nominal. Saya ditanya gini: Gaji dosen itu kecil, apakah Saudara tidak masalah?
      Jawaban saya: "Saya merantau bu dari daerah kuliah, kalau soal uang, insyaAllah saya bisa atur".

      Hapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Gimana kalau masalah tofel ya kak . Apa kita di tes bhs inggrisnya

    BalasHapus