Kamis, 12 Juli 2018

Sekilas Makna Konstruktivisme dalam HI

Menurut konstruktivis, dunia sosial bukanlah sesuatu yang given, melainkan dunia sosial merupakan wilayah intersubjektif, dunia sosial sangat berarti bagi masyarakat yang membuatnya dan hidup di dalamnya dan yang memahaminya (socially constructed). Kaum konstruktivis sebagian sejalan dengan kaum posmodernis yang percaya bahwa tidak ada sesuatu seperti "kebenaran". Kaum konstruktivis menekankan pada peran pemikiran, pengetahuan bersama atas dunia sosial. Dilema keamanan misalnya, bukan hanya dibuat dari fakta bahwa dua negara berdaulat memiliki senjata nuklir, namun juga bergantung pada bagaimana negara-negara tersebut memandang satu sama lain.

Dilema keamanan sendiri dipandang dari pemikir konstruktivis yaitu Wendt merupakan sebuah struktur sosial yang terdiri dari pemahaman intersubjektif dimana negara-negara sangat curiga bahwa mereka membuat asumsi-asumsi keadaan yang buruk tentang maksud masing-masing pihak, dan sebagai akibatnya masing-masing negara melakukan self help. Hal yang sama dalam struktur sosial konstruktivis misalnya pada komunitas keamanan, yang di dalamnya terdapat sekumpulan negara-negara dengan pengetahuan bersama bahwa mereka saling percaya satu sama lain untuk menyelesaikan masalah atau perselisihan. 

Alexander Wendt sebagai salah satu pemikir konstruktivisme HI di tahun 1992 menjelaskan anarki adalah apa yang dibuat negara darinya (Anarchy is what states make of it). Berbeda dengan neorealis yang memahami dunia anarki adalah keadaan dimana tidak ada kekuatan diatas negara yang bisa mengatur, Wendt berpendapat bahwa negara-negara membangun satu sama lain dalam hubungan mereka dengan demikian juga membangun anarki internasional menegaskan hubungan mereka. Artinya, dunia internasional diciptakan dan dibentuk seluruhnya oleh masyarakat. Kaum konstruktivis berpendapat bahwa segala sesuatunya tentang dunia politik selalu berubah-ubah, tidak ada sesuatu yang pasti. 

Dalam pandangan konstruktivisme secara ontologi, bahwa ide mampu membentuk struktur internasional. Sebagai contoh, kehadiran armada AS pada masa agresi Irak ke Kuwait di kawasan Teluk sejak 1990 ternyata memberikan makna yang berbeda terhadap kedua negara. Bagi Arab Saudi, kehadiran AS adalah sebagai anugerah, namun tidak bagi Irak yang menganggapnya sebagai ancaman bagi keamanan nasional Irak. Keadaan tersebut menunjukkan adanya perbedaan ide kedua negara terhadap kehadiran armada AS di kawasan Teluk. Sehingga terlihat bahwa elemen penting dalam konstruktivisme sendiri selain struktur sosial adalah norm/identitas serta agen (negara atau non-state). Untuk memahami proses intersubjektif dalam interkasi antar agen di struktur internasional sendiri maka di dalam proses tersebut dikenal adanya "shared understandings", yang seringkali norma atau ide yang di miliki agen bergantung seberapa kuat agen dalam memiliki sumber-sumber material untuk menopang ide atau norma tadi. Artinya agen yang superior mampu membuat satu subjektivitas ide menjadi norma internasional yang di akui agen-agen lainnya. Norma internasional yang sangat populer misalnya: War Against Terrorism yang dibuat oleh Amerika yang secara global diakui dunia internasional. Pada dasarnya perspektif konstruktivisme adalah sebuah perspektif yang melihat hubungan internasional merupakan hasil konstruksi manusia.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar